GunZ, Bard of The Electron Sea
"Bard? apaan tuh?"halah. pasti deh, pertanyaannya. inkriminatip.
mosok bard aja nggak tau. katrok ah. ndesooo~~~ tiap hari kalian liat bard di tipi, denger bard di radio, liat bard bergenjreng di perempatan jalan Simpang Dago... bard itu sama pentingnya sama artis.
dah ngerti?
ya udah... kasi contoh.
William Shakespeare itu bard. Rabindranath Tagore itu bard. Roger Moore itu bard. Sean Connery itu bard. Frank Sinatra itu bard. Ayumi Hamasaki itu bard. Sutardji Calzoum Bahri itu bard. Rendra itu bard. Krisdayanti itu bard. bahkan Tukul Arwana yang sering dihina-hina itupun salah satu contoh bard, sukses pula.
belum ngerti? walah. bener ini... katro. tulen.
ya udah, saya dongengin aja...
pada zaman dahulu kala, di daratan eropa, tersebutlah segolongan satria bergitar yang dipimpin abang Rhom... er. salah. maksud saya, tersebutlah sekelompok pengelana yang berbakat dalam bidang hiburan. mereka berkelana keliling kampung dan kota, menawarkan jasa hiburan dan penulisan/perekaman berbagai hal (sejarah, silsilah keluarga, obituari, satire, dsb) dalam bentuk puisi... secara esensial, mereka 'mengumpulkan' dan 'mengompilasi' sejarah, karena waktu itu yang bisa menghafal dan menulis jarang. merekalah yang kemudian disebut sebagai 'bard'. bard biasanya memiliki pengetahuan yang luas dan menguasai salah satu bidang hiburan (nyanyi, tari, puisi, komedi, dsb) dengan baik. pengetahuan mereka yang luas bersumber dari keberadaan mereka yang sering berpindah tempat dan bersentuhan dengan masyarakat banyak, sehingga mereka seringkali mendapatkan sepotong-sepotong informasi yang terus mereka ingat (entah penting atau tidak). di Indonesia (terutama Jawa) kuno, mungkin profesi yang ekuivalen dengan bard adalah telik sandi, semacam mata-mata kerajaan jaman dahulu yang biasanya menyamar menjadi penari dan bergabung dengan rombongan kesenian keliling.
karena peran dan kemampuannya dalam 'mengkompilasi' itulah, bard menjadi figur yang cukup sentral dalam kebudayaan kuno (terutama Celtic). mereka mengingat sejarah, mereka menyemangati serdadu yang akan pergi (atau sedang) berperang, mereka menurunkan tradisi sastra oral... dsb. para raja dan penguasa eropa kuno juga sering mempekerjakan bard (yang cukup kompeten, tentunya) dalam istana mereka untuk mencatat dan mempuisikan kejadian-kejadian penting yang terjadi. mereka, in a sense, adalah selebritis abad pertengahan.
"lha, trus, kalo profesi bard itu penting, bahkan ekuivalen dengan artis dan selebritis, kok kamu berani-beraninya melantik diri menjadi bard?"
halah, ini lagi. mulai diskriminatip. KDRT (Kekerasan Dalam Ranah Tersambung) kok dipelihara!
sebenarnya, mudah sekali untuk menjadi seorang 'bard' di zaman modern ini. secara fisik mungkin kita tidak bisa bepergian, namun secara mental, kita bisa bepergian ke mana saja lewat Keajaiban Dunia ke-5 versi USA Today, Da Intarwebs a.k.a. Internet. tidak sulit untuk seorang yang dikaruniai cukup waktu, kesabaran, dan kepandaian (serta uang tentunya ^^;) untuk mengumpulkan berbagai potongan pengetahuan dan menyusunnya kembali menjadi sebuah karya.
bard-bard dewasa ini berkumpul dalam ajang dan forum-forum tersendiri yang khusus. HPI, misalnya, mempunyai sepasukan bard sendiri dengan karya-karya di bidang fanpoem dan fanfic (dibawah bimbingan dan contoh dari Ambu); dahulu, Aestera adalah perkumpulan bard (kebanyakan remaja ^^) nasional berkeahlian menulis dengan kaliber yang cukup tinggi; The Poet Sanctuary adalah tempat para penyair-penyair internasional berkumpul untuk saling ber-apresiasi.
to wrap it up, menjadi bard dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan memperkaya pengetahuan kita. jangan takut untuk mulai mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan kecil (kebiasaan anggota keluarga, misalnya :D ). siapa tahu, nanti hal itu akan berguna atau menjadi kajian menarik.
to be a bard, is to bind and retell knowledge.
be proud. be a Bard of The Electron Sea.
[oh well, so much of a rant :D ]
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda